Selasa, 23 Juni 2015

Pertemuan 5 PCD - Kesalahan Pada Pencitraaan Satelit

Proses awal data citra atau pemulihan citra yang dilaksanakan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat mesin wahana itu sendiri, yang dirancang relatif sederhana, sementara kondisi sebenarnya sangat kompleks. Kekompleksan data citra diakibatkan diantaranya oleh resolusi spasial, resolusi sprektral, resolusi temporal, resolusi radiometric dan lain-lain. Tahap awal dari proses data citra adalah perbaikan citra (remote restoration).
Masksud dari perbaikan citra adalah untuk :
1.   Mengembalikan citra sesuai keadaan sebenarnya terhadap distorsi, degaradasi dannoise(gangguan).
2.   Memperkecil masalah kenampakan/feature
3.   Menyesuaikan kenampakan dengan tujuan penggunaan citra.
Kesalahan data citra ada dua macam, yaitu kesalahan internal dan eksternal, dimana:
1.   Kesalahan internal disebabkan oleh :
a.      Kesalahan sensor yang sifatnya konstan
b.      Termasuk kesalahan sistematik, dapat diperkirakan
c.      Dapat diantisipasi sebelum penerbangan dan pengukuran dilakukan
d.      Kalibrasi selama penerbangan dapat juga dilakukan
2. Kesalahan eksternal diakibatkan oleh :
a.      Kesalahan oleh platform/ stasiun pengumpulan data
b.      Oleh modulasi dan karakteristik sapuan(scene) yang beruabah secara alamiah.
c.      termasuk kesalahan non-sistematik, sukar diperkirakan.
d.      Koreksi didasarkan titik-titik control dipermukaan tanah terhadap pengukuran oleh sistem sensor.
Kesalahan sistematik pada umumnya merupakan kesalahan tetap, mudah diprediksi sehingga dapat dilakukan lebih awal, baik sebelum satelit diterbangkan maupun selama penerbangan. Sementara kesalahan non sistematik dapat dijumpai pada kesalahan non sistematik berkaitan dengan titik-titik dipermukaan terhadap pengukuran sensor dan sistem sensor. Dalam pengindraan jauh, kesalahan sistematik dan mom sistematik dijumpai pada kesalahan radiometric, atmosferik dan geometrik. Maka proses awal dalam pengolahan citra (image processing) adalah melakukan koreksi radiometrik, atmosferik dan geometrik.
1.       Koreksi Radiometrik
Koreksi Radiometrik dilakukan pada kesalahan oleh sensor dan sistem sensor terhadap respon detektor dan pengaruh atmosfer yang stasioner. Koreksi radiometrik dilakukan untuk memperbaiki kesalahan atau distorsi yang diakibatkan oleh tidak sempurnanya operasi dan sensor, adanya atenuasi gelombang elektromagnetik oleh atmosfer, variasi sudut pengambilan data, variasi sudut eliminasi, sudut pantul dan lain-lain yang dapat terjadi selama pengambilan, pengiriman serta perekaman data. Spesifikasi kesalahan radiometric adalah:
·         Kesalahan sapuan akibat pemakaian Multi Detektor dalam mengindra garis citra.
·      Memperkecil kesalahan pengamatan detektor yang berubah sesuai perubahan waktu
·         Kesalahan berbentuk nilai digital yang mempunyai hubungan linier dengan tingkat radiasi dan panjang gelomang elektromagnetik.
·         Koreksi dilakukan sebelum data didistribusi.
·         Koreksi dilakukan dengan kalibrasi cahaya yang keluar dari detektor dengan mengarahkan scanner pada filter yang disinari secara elektronik untuk setiap sapuan.
·         Kesalahan yang dapat dikoreksi otomatis adalah kesalahan sistematik dan tetap, yang tetap diperkirakan sebelumnya.
·         Kesalahan garis scan dapat dikoreksi dengan penyesuaian histogram tiap detector pada daerah-daerah homogeny misalnya diatas badan air, apabila ada penyimpangan dapat diperbaiki.
·         Kesalahan bias atau pengaturan kembali detektor apabila mean dan median detektor berbeda.
Koreksi radiometrik oleh respon detektor dipengaruhi oleh jumlah detektor yangdigunakan dalam pengindraan jauh adalah untuk merubah radiasiyang ditangkap sensor menjadi harga voltage dan kecerahan. Kesalahan yang ditimbulkan oleh detektor secara individu adalah:
v  Line Dropout terjadi apabila salah satu detektor salah fungsi pada satu sapuan , maka nilai kecerahan pada pixel-pixel tertentu berada pada satu baris menjadi nol. Koreksi dilakukan pada setiap pixel dengan baris scan buruk. Hasilnya adalah citra yang telah diinterpretasi pada setiap baris n yang lebih mungkin diinterpretasi dari pada baris hitam horizontal diseluruh citra.
v  Stripping atau bounding terjadi apabila detektor tidak benar-benar salah tetapi meragukan dan perlu dikoreksi atau direstorasi agar mempunyai kontras yang sama dengan detektor yang lain pada setiap sapuan. Koreksinya adalah identifikasi garis buruk pada setiap sapuan menggunakan histogram dari tiap n detektor pada daerah homogen.
v  Line start terjadi apabila dalam pengumpulan data sistem scanning mengalami kegagalan penyapuan di awal garis scanning atau secara tiba-tiba detektor berhenti sehingga mengakibatkan nilai kecerahan nol. Koreksi kesalahan dari line start dapat dilakukan dengan interpolasi nilai kecerahan dari pixel hasil scan bagus. Namun kesalahan yang terjadi secara acak sulit untuk dikoreksi.
2.      Koreksi Geometrik
Data penginderaan jauh pada umumnya mengandung kesalahan (distorsi) geometric, baik sistematik maupun non sistematik, merupakan kesalahan yang diakibatkan oleh jarak orbit atau lintasan terhadap obyek dan pengaruh kecepatan platform. Kesalahan geometric terdiri dari dua kelompok, yaitu :
·         Kesalahan internal yaitu kesalahan yang dapat dikoreksi dengan cepat, menggunakan data dari platform. Kesalahan internal dapat dikoreksi berdasarkan analisis karakteristik sensor meliputi kemiringan sken, ketidaklinieran kecepatan cermin sken, distorsi panoramic, kecepatan pesawat angkasa, dan perspektif geometri.
·         Kesalahan eksternal yaitu kesalahan yang tidak dapat dikoreksi tanpa memperhitungkan titik – titik control permukaan dari permukaan bumi yang memadai. Kesalahan ini hanya dapat dikoreksi dengan menggunakan titik – titik control permukaan, yang berhubungan dengan system ketinggian sensor (roll, pitch, dan jaw), dan ketinggian satelit.
Selain itu, kesalahan geometric terbagi menjadi dua macam, yaitu : kesalahan sistematik dan kesalahan non sistematik. Penyebab kesalahan (distorsi) geometric sistematik dan non sistematik pada data citra satelit seperti dideskripsikan sebagai berikut :
Penyebab Kesalahan Sistematik
v  Scan skew, karena gerakan ke depan platform selama waktu yang diperlukan pada setiap sapuan.tidak tegak lurus tetapi sedikit miring, akan menimbulkan distorsi geometric “cross – scan”.
v  Distorsi panoramic : citra daerah permukaan sebanding denagn tangent sudut scan daripada terhadap sudut itu sendiri, menimbulkan distorsi “along – scan”.
v  Kecepatan platform : perubahan keecepatan platform, meneyebabkan “ground track” ditutup oleh perubahan mirror scan berturutan menimbulkan distorsi “alang – track scale”.
v  Rotasi bumi : mengakibatkan pergeseran “ground swath”, menimbulkan distorsi “along – scan”.
v  Perspektif : dalam beberapa aplikasi citra MSS menggambarkan proyeksi titik – titik di bumi dengan tangent bidang terhadap bumi, dimana semua garis proyeksi tegak lurus pada bidang.
Penyebab Kesalahan Non Sistematik
·         Ketinggian (altitude)
·         Posisi
Perbedaan Antara Kesalahan Sistematik dan Non Siostematik. Secara garis besar, perbedaan antara kesalahan sistematik dan non sistematik adalah sebagai berikut :
A.    Sistematik : dapat diperkirakan, dikoreksi otomatis, antara lain :
·      Rotasi bumi selama akuisisi
·      Kelengkungan bumi
·      Lebar medan pandang sensor
·      Ketidaklinieran kecepatan scan
·      Respon spectral terhadap atmosfer (absorbs dan hamburan selektif)
B.    Non Sistematik : sukar diperkirakan, antara lain :
·      Sensor tidak ideal
·      Variasi ketinggian platform
·      Aspek perbandingan
·      Efek panoramic
·      Kesalahan instrument sensitifitas detector
Untuk mengoreksi posisi daerah terutama oleh ahli kebumian ada dua cara, yaitu :
v  Rektifikasi :Proses perubahan geometri daerah citra menjadi datar (planimetrik)

v  Registrasi: Digunakan untuk membandingkan dua citra dari dua tanggal yang berbeda, unutk melihat ada tidaknya perubahan dilokasi tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar