Seiring
dengan perkembangan teknologi pengolahan data geografis, dalam SIG dimungkinkan
penggabungan berbagai basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta,
citra satelit, maupun survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam
layer-layer peta. Sistem informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik
diatas peta dasar sungguh membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi
wilayah bagi para perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses
dilakukan oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang
dapat lebih efisien dan efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua
aspek ini :
Gambar 1
Fungsi Penggunaan GIS dan Dalam Tahap Perencanaan
Perencanaan
kota melibatkan banyak fungsi, skala, sektor, dan tahap. Secara umum, fungsi
perencanaan kota dapat diklasifikasikan ke dalam administrasi umum,
pengendalian pembangunan, pembuatan rencana, dan perencanaan strategis. Administrasi
umum dan pengendalian pembangunan adalah kegiatan perencanaan yang relatif
rutin, sedangkan pembuatan rencana dan perencanaan strategis non-rutin yang
dilakukan lebih jarang. Skala
wilayah perencanaan tertutup dapat berkisar dari seluruh kota, dengan
sub-wilayah kota, kabupaten, atau blok jalan. Sektor yang paling sering
terlibat perencanaan perkotaan guna lahan, transportasi, perumahan,
pengembangan lahan, dan lingkungan. Pada
setiap skala perencanaan ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan
perencanaan; analisis situasi pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan
pilihan perencanaan; pemilihan opsi perencanaan; rencana pelaksanaan; dan
evaluasi rencana, monitoring, dan umpan balik. Fungsi yang
berbeda, skala, sektor, dan tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.
Pengelolaan data, visualisasi, dan analisis spasial yang
digunakan lebih dalam pekerjaan
rutin perencanaan kota. Pemodelan spasial lebih
digunakan dalam perencanaan strategis.
Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan data dan visualisasi. Akhirnya,
pengendalian pembangunan menggunakan
visualisasi dan analisis
spasial fungsi GIS
yang terbaik. Administrasi dan pengendalian
pembangunan kerja umum yang lebih
rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton dan Taylor 1986;
Newton et al
1988):
- Pengelolaan penggunaan lahan catatan
- Pemetaan tematik;
- Perencanaan pemrosesan aplikasi;
- Bangunan kontrol pemrosesan aplikasi
- Manajemen penggunaan lahan;
- Ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
- Industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
- Perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
- Analisis mengenai dampak lingkungan;
- Terkontaminasi dan register tanah terlantar;
- Penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis;
- Fasilitas umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
- Bidang sosial dan analisis kekurangan.
Gambar 2
GIS lebih berguna dalam
pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam penentuan tujuan
perencanaan. Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai :
Inventarisasi Sumber Daya
Informasi geografis,
ketika terintegrasi dengan penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam
mengumpulkan penggunaan lahan dan informasi lingkungan. Mereka dapat membantu
untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk daerah
perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993).
Analisis Kondisi Eksisting
Fungsi spasial GIS untuk
menganalisis situasi yang ada di kota melalui analisis peta overlay, GIS dapat
membantu mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan overlay
pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan.
Pemodelan dan Proyeksi
Fungsi utama dari
perencanaan adalah proyeksi penduduk di masa depan dan pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, berbagai skenario lingkungan dapat diselidiki melalui proyeksi
permintaan di masa mendatang untuk sumber daya tanah dari penduduk dan kegiatan
ekonomi, pemodelan distribusi spasial permintaan tersebut, dan kemudian
menggunakan GIS analisis peta overlay untuk mengidentifikasi daerah-daerah
konflik. Perencana dapat menggunakan informasi tersebut untuk merumuskan opsi
perencanaan yang berbeda dan membantu membimbing pembangunan masa depan
sehingga mereka menghindari konflik tersebut.
Pengembangan Pilihan Perencanaan
Peta kesesuaian lahan
sangat berguna dalam pengembangan pilihan perencanaan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi ruang solusi untuk pembangunan dimasa yang akan datang (Yeh
dan Chow 1996). Hubungan model optimasi spasial dengan SIG dapat membantu untuk
merumuskan dan mengembangkan opsi perencanaan yang mencoba untuk memaksimalkan
atau meminimalkan beberapa fungsi tujuan (Chuvieco 1993).
Pemilihan Opsi Perencanaan
Integrasi model spasial
dan non-spasial dalam GIS dapat membantu untuk mengevaluasi skenario
perencanaan yang berbeda (Despotakis et al 1993). Penggunaan GIS dengan
analisis keputusan multi kriteria dapat memberikan masukan teknis dalam
pemilihan opsi perencanaan (Eastman, Bab 35, Carver 1991; Eastman et al 1993).
Pelaksanaan Rencana
GIS dapat digunakan
dalam pelaksanaan rencana perkotaan dengan melakukan penilaian dampak
lingkungan dari proyek yang diusulkan untuk mengevaluasi dan meminimalkan
dampak pembangunan terhadap lingkungan (Schuller 1992). Setelah pekerjaan
tersebut, langkah-langkah perbaikan dapat direkomendasikan untuk mengurangi
dampak.
Evaluasi dan Umpan Balik
GIS dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak pembangunan
terhadap lingkungan untuk melihat apakah penyesuaian rencana diperlukan. GIS
juga dapat digunakan dalam pemantauan dan pemrograman pengembangan lahan (Yeh
1990).
Gambar 4
Sumber:
Tiara, Aura& Titi. 2015. Jurnal GIS In Planning. Kota Bandung. UNISBA ( Universitas Islam Bandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar