Rabu, 17 Juni 2015

Pertemuan 7 SIP - GIS In Planning

Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan data geografis, dalam SIG dimungkinkan penggabungan berbagai basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar sungguh membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat lebih efisien dan efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua aspek ini :


Gambar 1

Fungsi Penggunaan GIS dan Dalam Tahap Perencanaan
Perencanaan kota melibatkan banyak fungsi, skala, sektor, dan tahap. Secara umum, fungsi perencanaan kota dapat diklasifikasikan ke dalam administrasi umum, pengendalian pembangunan, pembuatan rencana, dan perencanaan strategis. Administrasi umum dan pengendalian pembangunan adalah kegiatan perencanaan yang relatif rutin, sedangkan pembuatan rencana dan perencanaan strategis non-rutin yang dilakukan lebih jarang. Skala wilayah perencanaan tertutup dapat berkisar dari seluruh kota, dengan sub-wilayah kota, kabupaten, atau blok jalan. Sektor yang paling sering terlibat perencanaan perkotaan guna lahan, transportasi, perumahan, pengembangan lahan, dan lingkungan. Pada setiap skala perencanaan ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan perencanaan; analisis situasi pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan pilihan perencanaan; pemilihan opsi perencanaan; rencana pelaksanaan; dan evaluasi rencana, monitoring, dan umpan balik. Fungsi yang berbeda, skala, sektor, dan tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.

Pengelolaan data, visualisasi, dan analisis spasial yang digunakan lebih dalam pekerjaan rutin perencanaan kota. Pemodelan spasial lebih digunakan dalam perencanaan strategis. Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan data dan visualisasi. Akhirnya, pengendalian pembangunan menggunakan visualisasi dan analisis spasial fungsi GIS yang terbaik. Administrasi dan pengendalian pembangunan kerja umum yang lebih rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton dan Taylor 1986; Newton et al 1988):

  • Pengelolaan penggunaan lahan catatan
  • Pemetaan tematik;
  • Perencanaan pemrosesan aplikasi;
  • Bangunan kontrol pemrosesan aplikasi
  • Manajemen penggunaan lahan;
  • Ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
  • Industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
  • Perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
  • Analisis mengenai dampak lingkungan;
  • Terkontaminasi dan register tanah terlantar;
  • Penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis;
  • Fasilitas umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
  • Bidang sosial dan analisis kekurangan.

Gambar 2

GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai :

                                                                  Gambar 3

Inventarisasi Sumber Daya
Informasi geografis, ketika terintegrasi dengan penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam mengumpulkan penggunaan lahan dan informasi lingkungan. Mereka dapat membantu untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk daerah perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993).

Analisis Kondisi Eksisting
Fungsi spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota melalui analisis peta overlay, GIS dapat membantu mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan.

Pemodelan dan Proyeksi
Fungsi utama dari perencanaan adalah proyeksi penduduk di masa depan dan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, berbagai skenario lingkungan dapat diselidiki melalui proyeksi permintaan di masa mendatang untuk sumber daya tanah dari penduduk dan kegiatan ekonomi, pemodelan distribusi spasial permintaan tersebut, dan kemudian menggunakan GIS analisis peta overlay untuk mengidentifikasi daerah-daerah konflik. Perencana dapat menggunakan informasi tersebut untuk merumuskan opsi perencanaan yang berbeda dan membantu membimbing pembangunan masa depan sehingga mereka menghindari konflik tersebut.

Pengembangan Pilihan Perencanaan
Peta kesesuaian lahan sangat berguna dalam pengembangan pilihan perencanaan dapat digunakan untuk mengidentifikasi ruang solusi untuk pembangunan dimasa yang akan datang (Yeh dan Chow 1996). Hubungan model optimasi spasial dengan SIG dapat membantu untuk merumuskan dan mengembangkan opsi perencanaan yang mencoba untuk memaksimalkan atau meminimalkan beberapa fungsi tujuan (Chuvieco 1993).

Pemilihan Opsi Perencanaan
Integrasi model spasial dan non-spasial dalam GIS dapat membantu untuk mengevaluasi skenario perencanaan yang berbeda (Despotakis et al 1993). Penggunaan GIS dengan analisis keputusan multi kriteria dapat memberikan masukan teknis dalam pemilihan opsi perencanaan (Eastman, Bab 35, Carver 1991; Eastman et al 1993).

Pelaksanaan Rencana
GIS dapat digunakan dalam pelaksanaan rencana perkotaan dengan melakukan penilaian dampak lingkungan dari proyek yang diusulkan untuk mengevaluasi dan meminimalkan dampak pembangunan terhadap lingkungan (Schuller 1992). Setelah pekerjaan tersebut, langkah-langkah perbaikan dapat direkomendasikan untuk mengurangi dampak.

Evaluasi dan Umpan Balik
GIS dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak pembangunan terhadap lingkungan untuk melihat apakah penyesuaian rencana diperlukan. GIS juga dapat digunakan dalam pemantauan dan pemrograman pengembangan lahan (Yeh 1990).

                                                               Gambar 4



Sumber:
Tiara, Aura& Titi. 2015. Jurnal GIS In Planning. Kota Bandung. UNISBA ( Universitas Islam Bandung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar